Berita  

Isu perlindungan anak dan remaja dalam dunia digital

Generasi Digital: Melindungi Senyum di Balik Layar

Dunia digital kini tak terpisahkan dari kehidupan anak dan remaja. Ia membuka gerbang informasi, pendidikan, dan konektivitas tanpa batas. Namun, di balik kilaunya layar, tersembunyi berbagai ancaman serius yang menuntut perhatian dan perlindungan ekstra.

Isu perlindungan anak di ranah digital sangat kompleks. Perundungan siber (cyberbullying) menjadi momok, merusak mental dan emosional korban. Paparan konten tidak pantas (pornografi, kekerasan, ujaran kebencian) dapat membentuk pandangan keliru dan membahayakan perkembangan psikologis. Ancaman predator daring dan eksploitasi seksual anak melalui manipulasi (grooming) adalah bahaya nyata yang sulit terdeteksi.

Selain itu, privasi data pribadi anak pun rentan diretas atau disalahgunakan, membahayakan keamanan fisik dan finansial. Tidak kalah penting, kecanduan gawai dan media sosial berpotensi memicu masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan isolasi sosial pada anak dan remaja.

Perlindungan ini adalah tanggung jawab kolektif. Orang tua harus berperan aktif mendidik anak tentang etika digital, memantau aktivitas daring, dan membangun komunikasi terbuka. Anak dan remaja perlu dibekali literasi digital yang kuat untuk mengenali bahaya dan tahu cara melindungi diri. Penyedia platform digital wajib memperkuat sistem keamanan, fitur pelaporan, dan moderasi konten. Sementara itu, pemerintah perlu terus menguatkan regulasi dan penegakan hukum terhadap kejahatan siber, serta menggalakkan kampanye kesadaran publik.

Menciptakan ruang digital yang aman bagi anak dan remaja bukanlah pilihan, melainkan keharusan. Dengan sinergi semua pihak, kita bisa memastikan generasi penerus dapat menjelajahi dunia maya dengan cerdas, aman, dan tetap tersenyum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *